Selasa, 23 Februari 2016

Kingdom Plantae



BAB I
ISI MATERI
Tujuan:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan kingdom plantae (tumbuhan) serta ciri-cirinya.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta).
3. Untuk mengetahui ciri-ciri dan klasifikasi tumbuhan paku (Pterydhophyta).
4. Untuk mengetahu ciri-ciri dan klafikasi tumbuhan berbiji (Spermathophyta).

1. Definisi Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan adalah organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil. Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menghasilkan makanan sendiri dengan klorofil yang dimiliki. Klorofil adalah zat warna hijau pada tumbuhan di bagian daun yang berfungsi sebagai alat fotosintesis. Tumbuhan berperan sebagai produsen dalam rantai makanan. Kerajaan ini meliputi organisme yang berkisar dari lumut yang kecil hingga pohon raksasa. Salah satu ciri khas tumbuhan adalah terdapat pigmen klorofil seperti a dan b dan karotenoid yang membantu untuk mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan proses fotosintesis.

2. Ciri-Ciri Kingdom Plantae
Berikut adalah daftar ciri-ciri kingdom plantae.
1.      Multiseluler (memiliki banyak sel)
2.      Terdapat dinding sel yang terbuat dari selulosa
3.      Eukariotik.
4.      Mendapatkan makanan dengan cara fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari.
5.      bereproduksi secara seksual (putik dan benang sari) maupun aseksual (cangkok, setek, tunas, dll)
6.      Hidup di daratan atau perairan.
7.      Autrotrof (dapat memproduksi makanan sendiri)
Selain itu, plantae memiliki organ dan sistem organ. Memiliki daun yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya matahari yang digunakan untuk membuat glukosa. Memiliki akar untuk memperkokoh tumbuhan serta menyerap air. Alat reproduksi seksualnya yaitu berupa bunga.

3. Pembagian kingdom Plantae
            Kingdom plantae dibagi menjadi 3 divisi yaitu Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku-pakuan), Spermatophyta (tumbuhan berbiji).



3.1 Bryophyta (lumut)
Tumbuhan lumut tidak memiliki organ sejati seperti batang, daun, atau akar. Mereka memiliki suatu rhizoid kecil yang membuat mereka mampu menempel di tanah dan tumbuh di tempat teduh dan lembab. Tumbuhan lumut engalami metagenesis. Tumbuhan lumut adalah anggota kingdom Plantae yang paling sederhana yang merupakan bentuk peralihan antara Thallophyta atau tumbuhan bertalus dan Cormophyta atau tumbuhan berkormus. Arti tumbuhan bertalus adalah belum memiliki akar, batang, daun sejati, sedangkan arti tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang sudah memiliki akar, batang, daun sejati.

Gambar 3.1 : struktur tubuh lumut
A. Ciri-ciri Lumut Secara Umum
1.      Dapat berfotosintesis dan merupakan tumbuhan yang eukariotik serta multiseluler
2.      Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati
3.      Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh angkut
4.      Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.
5.      Tumbuhan lumut memiliki pergiliran keturuan atau metagenesis yang mengalami dua fase seperti fase gametofit (haploid) dan fase sporofit (diploid).
6.      Reproduksi secara seksual maupun aseksual
7.      Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan tumbuhan berkormus (Cormophyita). Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
8.      Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti benang/rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
9.      Spora pada lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filamen yang berwarna hijau)
B. Reproduksi dan Siklus Hidup Lumut                                                                      
   Pada lumut terjadi reproduksi secara aseksual atau vegetatif dan seksual atau generatif. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora di dalam sporangium atau disebut juga kotak spora. Spora tersebut kemudian tumbuh menjadi gametofit. Sementara reproduksi seksual terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh menjadi sporofit. Reproduksi pada lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan (anteridium) maupun gamet betina (arkegonuim) yang dibentuk dalam gametofit. Dalam sikius hidupnya, tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang lebih lama daripada bentuk sporofitnya.

Gambar 3.2 : siklus hidup lumut
      C. Klasifikasi Tumbuhan Lumut
Lumut diklasifikasikan dalam 3 kelas. yaitu Hepaticopsida atau lumut hati, Anthocerotopsida atau lumut tanduk, dan Bryopsida atau lumut daun.
1.      Lumut Hati (Hepaticopsida)
Bentuk tubuh gametofit pada lumut hati tersusun dengan struktur yang berbentuk hati pipih yang disebut dengan thalus, yang tidak terdiferensiasi menjadi akar, batang dan daun. Tubuh lumut hati terbagi atas dua lobus. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut Hati (Hepaticopsida) mirip dengan lumut daun, walaupun bentuk tubuh yang berbeda. Di dalam sporangium tumbuhan lumut hati terdapat sel yang berbentuk gulungan yang disebut dengan elatera. Contoh Jenis-Jenis Tumbuhan Lumut Hati  adalah Marchantia polymorpha, Ricciocarpus natans, Reboulia hemisphaerica, Pellia calycina, dan Riccardia indica. 
Ciri-Ciri Lumut Hati (Hepaticopsida)
1.      Gametofit yang berwarna hijau dengan bentuk tubuh lembaran, pipih dan berlobus.
2.      Pada umumnya tidak berdaun, namun ada juga yang berdaun.
3.      Lumut hati tumbuh dengan posisi mendatar dan melekat pada substrak dengan menggunakan rizoid. 
4.      Sporofit tidak berklorofil dan tidak mengandung kolumella
5.      Spora berkecambah tidak melalui pembentukan protonema 
6.      Perkembangbiakan secara aseksual 
     2. Lumut Daun (Bryopsida)
Lumut daun dikenal dengan lumut sejati. Struktur lumut daun adalah mirip akar (rizoid), mirip batang, dan mirip daun. Tubuh fase gametofit pada lumut daun memiliki gametangium pada bagian atasnya. Kebanyakan pada spesies tumbuhan lumut menghasilkan gamet berbeda antara jantan dan betina. Contoh jenis-jenis lumut daun adalah Polytrichum commune, Dichodontium, camphylopus, Polytrichum hiperboreum, Sphagnum palustre, Spaghnum squarrosum. 
Ciri-Ciri Lumut Daun (Bryopsida)
1.      Tubuhnya memiliki bentuk kecil dan tumbuh dengan tegak. 
2.      Lumut daun mudah ditemukan di permukaan tanah, tembok, batu-batuan, atau menempel pada kulit pohon. 
3.      Akarnya berupa rizoid
4.      Spora terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan endospora dan eksospora 
5.      Habitat di tempat lembab 
    3. Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut tanduk memiliki gametofit yang mirip dengan gametofit lumut hati, perbedaan keduanya hanya terletak pada sporofitnya dimana sporofit lumut tanduk memiliki kapsul yang memanjang tumbuh seperti tanduk dari gametofit dan mengandung kutikula. Lumut tanduk tumbuh dihabitat pada batuan atau tanah yang lembab. Contoh jenis-jenis lumut tanduk adalah Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, falioceros, dan Leiosporoceros.
Ciri-Ciri Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
1.      Gametofit berbentuk lembaran.
2.      Sporofit berbentuk seperti kapsul memanjang seperti tanduk.
3.      Didalam tanduk menghasilkan spora.
4.      Spora berkecambah tidak membentuk protonema.
5.      Perkembangbiakan secara aseksual.
6.      Habitat pada daerah bebatuan atau tanah yang lembab.

3.2 Pterydophyta (Paku-pakuan)                                                                            
     Tubuh tumbuhan paku adalah suatu divisi yang mempunyai kormus yang artinya sudah memiliki jaringan pengangkut dan telah memiliki organ sejati serta dapat dibedakan antara akar, batang dan daunnya. Alat perkembangbiakannya yang utama yaitu berupa spora. Tumbuhan paku telah memiliki kormus atau jaringan pengangkut dan telah memiliki organ sejati. Tumbuhan paku hidup di darat terutama daerah hutan hujan tropis dan ada beberapa jenis paku yang hidup mengapung di air. Tumbuhan paku disebut juga cormophyta berspora atau tumbuhan vaskuler tak berbiji. Tumbuhan paku juga memiliki gametangium. Sama dengan bryophyta (lumut),  paku juga mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan.

Gambar 3.3: Tumbuhan paku
      A. Ciri-ciri Tumbuhan Paku Secara Umum

1.      Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan floem)
2.      Secara umum telah dapat dibedakan akar, batang dan daunnya.
3.      Alat reproduksi aseksual berupa spora.
4.      Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil).
5.      Mengalami metagenesis (Fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit)

      B. Reproduksi dan Siklus Hidup tumbuhan paku
Gametofit pada tumbuhan paku dinamakan protalium, dan protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Ukurannya paling besar hanya beberapa cm saja, bentuknya seperti talus hepaticae. Umumnya protalium itu berbentuk jantung, berwarna ijau dan melekat pada substratnya dengan rizoid-rizoid. Di situ terdapat anteridium dan arkegonium. Pembuhan hanya dapat berlangsung bila ada air. Baik anteridium maupun arkegonium terdapat pada bgian bawah protalium di antara rizoid-rioidnya. Setelah pembuahan, dari zigot tumbuh keturunan yang diploid yaitu sporofitnya. Pada tumbuhan paku sporofit ini berbeda dengan tumbuhan lumut. pada tumbuhan paku biasanya protalium lalu binasa, tapi jika tidak terjadi pembuahan protalium itu dapat betahan lama. Sporofit itulah yang pada Pteridophyta menjadi tumbbhan paku yang tubuhnya sudah dapat dibedakan akar, batang, dan daunnya.

Gambar 3.4 : Sikus hidup tumbuhan paku
                                        sumber : www.galeripustaka.com                        


      C. Klasifikasi Tumbuhan Paku

1.      Psilophyta (paku purba / paku telanjang)
Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun dan berakar, namun pada batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang cabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya. Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Contoh: Rhynia major dan Psilotum sp
2.      Lycophyta (Paku kawat / paku rambat)
Tumbuhan paku ini berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul di ketiak daun, batang seperti kawat. Contoh : Selaginella sp (paku rane) sebagai tanaman hias, Lycopodium sp. (paku kawat), sebagai tanaman hias., Lycopodium clavatum, sebagai bahan obat-obatan.

3.      Equisetophyta / Sphenophyta (Paku ekor kuda)
Tumbuhan paku ini memiliki daun mirip kawat serta daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk batangnya mirip dengan ekor kuda. Oleh karena itu, divisi ini disebut paku ekor kuda. Contoh : Equisetum debile, memiliki batang yang keras karena mengandung silika. Sporangium terdapat pada suatu struktur berbentuk kerucut yang disebut strobilus

4.      Pterophyta / Felicinae (paku sejati)
Pterophyta telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun umumnya berukuran besar atau disebut juga megafil. Batangnya dapat tumbuh di bawah tanah (seperti rhizoma) ataupun batangnya tumbuh di atas tanah. Ciri yang khas pada divisio ini adalah daun mudanya yang menggulung atau disebut juga circinnatus dan di bagian permukaan bawah daunnya terdapat sorus. Contoh: Adiantum cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung), Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Marsilea crenata (semanggi), Azolla pinnata (paku air), Salvinia natans (paku sampan), Alsophilla glauca (paku tiang)

Berdasarkan jenis sporanya, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.      Paku Homospora
Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran yang sama  dan tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan spora betina. Tumbuhan jenis ini dikenal juga dengan sebutan paku isospora. Contohnya yaitu Lycopodium sp (paku kawat).
2.      Paku Heterospora
Tumbuhan paku jenis ini menghasilkan spora dengan ukuran sehingga disebut anisospora. Spora jantan disebut mikrospora karena berukuran kecil, sedangkan spora betina berukuran lebih besar sehingga disebut makrospora. Contohnya yaitu Selaginella sp (paku rane).
3.      Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan tumbuhan paku dengan jenis kelamin yang berbeda, namun ukuran sporanya sama. Contohnya yaitu Equisetum debile (paku ekor kuda).
3.3 Spermatophyta (Tumbuhan Biji)
Spermatophyta berasal dari bahasa yunani, yaitu sperma yang berarti biji, dan phyton yang berarti tumbuhan. Meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji. Di dalam biji terdapat calon individu baru (embrio sporofit atau lembaga) beserta cadangan makanan yang terbungkus oleh lapisan pelindung. Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji ) sedang alat perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji. Tumbuhan ini memiliki arti penting bagi organisme lain di bumi. Bahan makanan manusia dan hewan banyak yang berasal dari tumbuhan berbiji.

Gambar 3.5 : Tumbuhan Biji
Sumber : isheti.wordpress.com

      A. Ciri-ciri Tumbuhan Biji Secara Umum

1.      Memiiki biji.
2.      Memiliki berkas pengangkut (xilem dan floem).
3.      Merupakan tumbuhan kormophyta (memiliki akar, batang dan daun sejati)
4.      Menghasilkan bunga (Anthophyta).
5.      Bersifat autotrof.
6.      Alat perkembangbiakan sudah jelas antara jantan dan betina yang berupa bunga atau strobilus.
7.      Generasi saprofitnya berupa tumbuhan dan generasi gametofitnya berupa bunga.

B. Reproduksi dan Siklus Hidup Tumbuhan Biji
Perkembangbiakan tumbuhan biji terjadi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji yang diawali dengan pembentukan gamet (gametogenesis), penyerbukan (polinasi), peleburan gamet jantan dan betina (fertilisasi) yang menghasilkan Misal, kemudian menjadi embrio. Perkembangan secara vegetatif (aseksual) dengan organ-organ vegetatif seperti tunas, tunas adventif, rhizoma, dan stolon.
Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual) dengan membentuk biji. Alat reproduksinya berupa strobilus terbentuk ketika tumbuhan sudah dewasa. Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal.


Gambar 3.7 : Siklus Hidup Gymnospermae

Angiospermae memiliki alat perkembangbiakan yaitu berupa bunga. Reproduksi pada Angiospermae diawali dengan adanya proses penyerbukan (menempelnya serbuk sari pada kepala putik) dan proses pembuahan (penyerbukan sel telur dan kantong lembaga pada bakal biji dengan inti yang berasal dari serbuk sari). Selanjutnya zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi buah. Pembuahan yang terjadi pada Angiospermae disebut pembuahan ganda, karena dua inti generatif (sperma) masing-masing membuahi sel telur yang akan menjadi lembaga dan inti kandung lembaga menjadi endosperm.


Gambar 3.6 : Siklus Hidup Angiospermae
Sumber : simple-with-dyah.blogspot.com

C. Klasifikasi spermatophyta

1.      Gymnospermae (Berbiji terbuka)
Disebut biji terbuka karena bijinya tidak ditutupi oleh daging buah. Gymnospremae umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang, tudung daun membentuk kerucut, dan belum memiliki bunga sesungguhnya. Reproduksi generatif  terjadi satu kali pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot. Waktu antara penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama.

                  Ciri-ciri gymnospermae:
1.      Memiliki bakal biji yang tidak tertutup oleh daun buah.
2.      Berupa perdu atau pohon, batang dapat tumbuh membesar dan bercabang-cabang.
3.      Belum memiliki bunga sejati (hanya berupa strobilus jantan dan betina).
Gymnospermae mempunyai 4 divisi, yaitu:
a)      Kelas cycadophyta
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang primitif, hidup di daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia kita kenal pakis haji (Cycas rumphii) merupakan tanaman hias, akarnya bersimbiosis dengan ganggang biru (Anabaena) yang dapat mengikat nitrogenPerkembangan dari Pteridophyta. Memiliki daun yang besar seperti tumbuhan palem.

b)      Kelas ginkgophyta
Sebagian besar sudah punah yang ada ginko biloba. Ginkgo (gingko biloba) merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan. 

c)      Kelas peniphyta
Memiliki daun berbentuk seperti jarum dan selalu berwarna hijau sepanjang tahun. Contoh : taxus baccata, agathis alba, arau caria cunninghamii.

d)     Kelas Gnetophyta
Berupa pohon dengan banyak cabang dan dengan daun tunggal juga memiliki bunga majemuk. Contoh : Melinjo dan ephedra altissima
  2.    Angiospermae (Berbiji tertutup)
Disebut biji tertutup karena bijinya terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna (benang sari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot (pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder). Pada umumnya tumbuhan ini berupa pohon, perdu, semak, liana, atau herba.

Ciri-ciri angiospermae:
1.      Bakal biji diselubungi daun buah yang merupakan bakal buah.
2.      Berupa herba, perdu, atau pohon.
3.      Mempunyai organ yang berupa bunga lengkap (terdapat kelopak bunga, mahkota bunga, serta alat kelamin berupa benang sari dan putik).
Angiospermae dibagi menjadi 2 kelas, yaitu:
a)      Kelas Monocotyledoneae
Ciri-ciri kelas monocotyledoneae adalah sebagai  berikut :
1.      Berbiji tunggal (hanya memiliki 1 daun lembaga), sistem akar serabut, batang sama besar dan tidak bercabang.
2.      Daun tunggal berpelepah dan bertulang sejajar. Bagian bunga kelipatan tiga.
3.      Akar dan batang tidak berkambium, sehingga tidak dapat tumbuh membesar.
4.      Xilem dan floem tersebar.
Contoh kelas monocotyledoneae adalah : Oryza sativa (padi), Zea mays (jangung), dan Cocos nucifera (kelapa)
b)      Kelas Dicotyledoneae
Ciri-ciri kelas dicotyledoneae adalah sebagai berikut :
1.      Berkeping dua (memiliki dua daun lembaga), memiliki akar tunggang.
2.      Batang kerucut panjang, bercabang dan berkambium.
3.      Daun tunggal atau majemuk, tulang daun menyirip atau menjari.
4.      Bagian bunga kelipatan dua, empat atau lima.
5.      Memiliki kambium sehingga dapat mengalami pertumbuhan sekunder (pertumbuhan melebar), xilem dan floem tersusun dalam lingkaran.
Contoh kelas dicotyledoneae : Mangifera indica (mangga), Manihot utilissima (ketela pohon), dan Psidium guajava (jambu biji).



BAB II
RINGKASAN
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah organisme eukariotik multi seluler yang mempunyai kemampuan untuk  membuat makanan sendiri. Kingdom plantae dibagi menjadi tiga divisi yaitu Bryophyta (lumut), Pteridophyta (paku-pakuan), Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Bryophyta atau lumut adalah tumbuhan yang tidak memiliki organ sejati. Lumut diklasifikasikan dalam 3 kelas. yaitu Hepaticopsida atau lumut hati, Anthocerotopsida atau lumut tanduk, dan Bryopsida atau lumut daun. Pteridophhyta atau paku-pakuan adalah tumbuhan berkormus yang berarti sudah memiliki pembulh angkut dan dapat dibedakan akar, batang, dan daunnya. tumbuhan paku diklasifikasikan dalam 4 kelas yaitu Psilophyta (paku purba / paku telanjang), Lycophyta (Paku kawat / paku rambat), Equisetophyta / Sphenophyta, dan Pterophyta / Felicinae (paku sejati). Spermatophyta atau tumbuhan biji meliputi semua tumbuhan berpembuluh yang bereproduksi secara generatif dengan membentuk biji. Dalam divisi Spermatophyta terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu Gymnospermae dan Angispermae. Dalam kelompok Gymnospermae terapat 4 divisi, Cycadophyta, Ginkgophyta, Peniphyta, dan Gnetophyta. sedangkan dalam kelompok Angiospermae dibagi menjadi 2 kelas, yaitu Monocotyledoneae dan Dicotyledoneae.




BAB III
EVALUASI
1. Lumut digolongkan ke dalam tumbuhan peralihan antara tumbuhan bertalus dan tumbuhan berkormus, karena
a. daun lumut tidak berklorofil
b. jumlah spesiesnya sangat sedikit
c. memiliki daun sejati
d. belum berakar sejati
e. bersifat diploid

2. Alat kelamin betina pada tumbuhan lumut dan paku dinamakan
a. anteridium
b. arkegonium
c. sporogonium
d. oogonium
e. protalium

3. Pada pergiliran keturunan golongan paku-pakuan (Pteridophyta), bagian yang merupakan fase gametofit adalah
a. sporangium
b. sel induk spora
c. protalium
d. tumbuhan paku
e. sporogonium

4. Tumbuhan paku dibedakan menjadi paku homospor, heterospor, dan peralihan. Dasar yang membedakannya adalah
a. cara reproduksi vegetatifnya
b. spora yang dihasilkannya
c. cara reproduksi generatifnya
d. jenis spora yang dihasilkannya
e. jumlah dihasilkan sporanya

5. Gymnospermae dan Angiospermae tergolong dalam divisi Spermatophyta karena
a. menghasilkan sel gamet
b. menghasilkan biji
c. mempunyai bunga
d. mempunyai strobilus
e. menghasilkan buah



DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hadisumarto, dkk. 1986. Biologi II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kimball, John W. 1983. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Saktiyono. 2005. Seribu Pena Biologi kelas X. Jakarta: Erlangga.
Santoso, Imam. 2007. Biologi – Pelajaran Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Bekasi: Interplus



GLOSARIUM

Antheridium Gamet jantan yang menghasilkan sperma pada tumbuhan.
Arkegonium Gamet betina yang menghasilkan ovum pada tumbuhan.
Autotrof Organisme yang dapat memproduksi makanannya sendiri.
Benang sari Alat reproduksi jantan. Terletak pada bunga.
Biji Terdiri atas embrio yang dikemas bersama makanan dalam selubung pelindung.
Bunga Merupakan bakal buah dan berfungsi dalam reproduksi seksual. Terdapat pada angiospermae.
Divisi Pengklasifikasian mahluk hidup.
Eksospora Lapisan luar dinding spora yang menutup epispora.
Elatera
Embrio Organisme yang hidup pada awal pertumbuhan.
Endospora Sel resisten terselubung tebal yang dihasilkan oleh sel bakteri
Eukariotik Sel yang memiliki membran inti.
Fertilisasi Peleburan antara gamet jantan dan gamet betina.
Floem Pembuluh angkut yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis.
Fotosintesis Proses produksi makanan dengan bantuan cahaya matahari.
Gamet Sel kelamin reproduktif yang matang.
Gametangium Tempat pembentukan gamet.
Gametofit Proses pembuatan gamet.
Kambium Lapisan jaringan pada tumbuhan yang selnya aktif membelah dan menyebabkan pertumbuhan skunder.
Klorofil Zat hijau pada daun yang berperan dalam fotosintesis.
Kormus Vegetasi yang telah dapat dibedakan bagian-bagiannya.
Kutikula Lapisan bukan sel yang berada di atas lapisan epidermis.
Metagenesis Pergiliran keturunan pada tumbuhan.
Multiseluler Organisme bersel banyak.
Organisme Individu mahluk hidup.
Polinasi Jatuhnya serbuk sari ke kepala putik.
Putik Alat reproduksi betina. terletak pada bunga.
Produsen Organisme yang berperan sebagai penghasil senyawa organik.
Protalium Tahap perkembangan dari tumbuhan paku.
Protonema Tahap perkembangan dari tumbuhan lumut.
Rizoid Semacam akar yang berfungsi menyerap air pada lumut.
Sorus Kumpulan kotak spora.
Spora Satu atau beberapa sel yang terbungkus oleh lapisan pelindung.
Sporofit Fase pembentukan spora pada paku.
Strobilus Alat reproduksi generatif pada gymnospermae.
Talus Struktur tubuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan antara batang, akar, dan daun.
Xylem Bagian tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan mineral
Zigot Sel yang terbentuk sebagai hasil meleburnya dua sel kelamin yang telah masak.



INDEKS



A
Angiospermae 9, 11
Antheridium 3
Arkegonium 3
Autotrof 1, 9
B
Benang sari 9
Biji 8
Bryophyta 2
Bunga 10
C
Cycadophyta 10
D
Dicotyledoneae 12
Dipliod 3
Divisi 1
E
Endospora 4
Embrio 9
Eksospora 4
Elatera 9
Eukariotik 1
F
Fertilisasi 3
Floem 8
Fotosintesis 1
G
Gamet 3
Gametangium 3
Gametofit 4
Ginkgophyta 11
Gnetophyta 11
H
Hapliod 3
K
Kambium 12
Karotenoid  8
Klorofil 1
Kolumella 7
Kormus 5
Kutikula 8
M
Metagenesis 2, 5
Monocotyledoneae 11
Multiseluler 1
O
Organisme 1
P
Peniphyta 11
Polinasi 9
Putik 9
Protalium 6
Protonema 3
Pterydophyta 5
R
Rizoid 2
S
Selulosa 1
Sorus 7
Sprematophyta 8
Spora 5
Sporofit 6
Strobilus 9, 7
T
Talus 6
X
Xylem 8
Z
Zigot 3, 9, 10

0 komentar:

Posting Komentar