LAPORAN
PRAKTIKUM
MEMPELAJARI
JARINGAN PADA HEWAN
DISUSUN
OLEH:
NAMA : MUHAMMAD NAILUL ABROR
NIM : 150210103062
KELOMPOK : 2
NO.
HP : 085645268804
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
I.
JUDUL
Mempelajari Jaringan pada Hewan.
II.
TUJUAN
Setelah
selesai praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan jaringan –
jaringan penyusun pada hewan.
III.
DASAR TEORI
Jaringan
adalah kumpulan sel – sel sebagian besar sejenis yang dikhususkan untuk
melaksakan fungsi umum bersama. Jaringan digolongkan ke dalam empat jaringan
dasar tubuh dengan susunan dan fungsi yang berbeda.
1.
epitel: adalah selapis atau lapisan – lapisan sel yang membatasi permukaan tubuh,
saluran dan rongga tubuh. Mereka juga membentuk kelenjar.
2.
jaringan ikat: mempunyai fungsi penghubung dan penyokong.
Jaringan
otot :dikhususkan untuk menghasilkan gerakan karena memiliki kemampuan untuk
berkontraksi.
4.
jaringan saraf: dikhususkan untuk konduksi, integrasi dan meneruskan
rangsangan(Bajpai, 1989: 13).
(Epi = diatas, thelia = puting,
pentil). Epitel merupakan lapisan sel yang membatasi permukaan badan, kulit,
dan membran mukosa. Sel – sel itu mungkin tersusun selapis atau dalam beberapa
lapisan; mereka terletak di atas suatu membran basal yang terdiri atas
substansi amorf non-selular, terutama mukopolisakarida(Bajpai, 1989: 15).
Bentuk jaringan epitel pada dasarnya dapat dibedakan
atas dasar bentukan sel dan jumlah
lapisannya. Jaringan epitel
dapat terdiri atas
selapis sel atau bertingkat
yang terdiri atas dua atau lebih lapisan. Bentuk sel individu dapat berbentuk
pipih, kubus, dan kolumner. Sel – sel bertingkat semu atau pseudostratifield
kolumnar yang bersilia dapat dibedakan dengan melihat nukleus epitelnya(Rachmawati,
2007: 196).
Jaringan ikat. Fungsi yang paling
umum dari jaringan ikat (Connentive
tissue) adalah untuk mengikat dan mendukung
jaringan – jaringan lain di dalam tubuh.
Jaringan ikat terdiri dari populasi sel – sel longgar yang tersebar di
seluruh matriks ekstraseluler. Matriks umumnya terdiri dari jejaring serat yang
tertanam dalam fondasi seragam yang mungkin cair, serupa jel, atau padat.
Variasi pada struktur matriks ini tercermin pada keenam tipe utama jaringan
ikat pada vertebrata: jaringan ikat longgar, kartilago, jaringan ikat serat,
jaringan adiposa, darah, tulang(Campbell, 2008: 11).
Jaringan otot terdiri atas kumpulan
serat (sel) otot yang diikat dan dibungkus selubung jaringan ikat. Setiap serat
dibungkus selubung jaringan ikat yang disebut endomisium. Sejumlah serat otot
membentuk fesikel otot. Setiap fesikel dibungkus sarung jaringan ikat yang
disebut perimisium. Sejumlah fesikel otot teratur membentuk sebuah otot, yang
keseluruhannya dibungkus selubung jaringan ikat kuat yang disebut
epimisium(Bajpai, 1989: 59).
Jaringan saraf secara anatomis
terdiri atas susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Keduanya mempunyai
ciri histologi yang khas. Jaringan saraf tepi sepintas mirip jaringan ikat pada
kolagen. Perhatikan dan kenali benar perbedaannya(Wonodirekso, 2003: 49).
Fungsi jaringan saraf (nervous
tissue) adalah untuk mengindra rangsangan dan mentransmisikan sinyal – sinyal
dalam bentuk impuls – impuls saraf dari satu bagian hewan ke bagian yang lain.
Jaringan saraf mengandung neuron atau sel saraf, yang memiliki penjuluran
bernama akson yang terspesialisasi secara unik untuk mentransmisikan impuls –
impuls saraf. Jaringan saraf juga mencakup berbagai bentuk sel glial (glial
cells), atau glia, yang membantu menyediakan makanan, menginsulasi, dan
menyegarkan kembali neuron. Pada kebanyakan hewan, konsentrasi jaringan saraf
membentuk otak, yaitu pusan pengolahan informasi. Seperti yang akan kita bahas
berikutnya, neuron memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola banyak
fungsi fisiologis hewan(campbell, 2008: 11).
VI.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
dan bahan
a. Alat
·
Mikroskop
b. Bahan
·
Berupa preparat awetan jaringan
epitelium, ikat, otot dan saraf.
2. Langkah
kerja
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
V.
HASIL PENGAMATAN
Otot polos
![]() ![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 40 kali
Inti sel
Membran
sitoplasma
|
Jaringan otot jantung
![]() ![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 40 kali
Inti sel
Membran
Sitoplasma
|
Jaringan otot rangka pada esofagus
![]() ![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 400 kali
Inti
Membran sel
sitoplasma
|
Epitel kolumner usus halus
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 100 kali
Inti
Membran basalis
Sitoplasma
Lumen
|
Epitel kubus selapis ginjal
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
perbesaran 100 kali
Inti
Membran basalis
Sitoplasma
Lumen
|
Jaringan rawan hyalin
![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 100 kali
Kondroblast
Kondrosit
|
Jaringan tulang kompak
![]() |
Perbesaran 100 kali
Saluran havers
Kanalikuli
Osteon
|
Jaringan epitel pipih berlapis tidak menanduk
![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 100 kali
Lumen
Membran basalis
|
Jaringan saraf otak
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Perbesaran 100 kali
Inti sel
Zat putih
Membran sel
Ujung saraf
|
Jaringan ikat padat teratur
![]() ![]() ![]() ![]() |
perbesaran 100 kali
Serabut kolagen
Serabut elastin
Fibroblas
|
VI.
PEMBAHASAN
Jaringan adalah kumpulan sel yang
memiliki fungsi dan bentuk tertentu. Jaringan dikelompokkan dalam 4 golongan,
yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Jaringan epitel adalah sebuah lapisan yang terdiri dari sel – sel yang membantu
melindungi dan menutupi seluruh permukaan dari suatu organ. Jaringan epitel terdiri
atas jaringan epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, dan epitel kolumner.
Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi mengikat sel – sel dan mengikat
suatu jaringan dengan jaringan lainnya, serta menyokong dan melindungi bagian –
bagian tubuh. Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat longgar, jaringan
ikat padat, jaringan lemak, jaringan rawan, tulang, dan darah. Jaringan otot
adalah jaringan yang terdiri dari sel – sel otot yang berfungsi menggerakkan
organ – organ tubuh. Jaringan otot terbagi atas otot polos, otot bergaris
lintang, otot jantung. Jaringan saraf adalah jaringan yang bereaksi terhadap rangsangan dan berfungsi
menghantarkan impuls – impuls saraf. Jaringan ini terdiri atas neuron dan
neuroglia.
Pada pembahasan hasil pengamatan,
pertama kita akan membahas jaringan otot. Pertama yaitu otot polos. Pada otot
polos terdapat inti yang berfungsi
sebagai pengatur, membran yaitu lapisan yang berfungsi sebagai pelindung sel
otot polos, sitoplasma yaitu bagian yang berisi cairan sebagai tempat miofribil
dan miofilamen berada. Yang kedua adalah otot jantung. Pada otot jantung
terdapat inti sel sebagai pengatur, membran sebagai pelindung, dan sitoplasma
yang berisi cairan sebagai tempat miofibril dan miofilamen. Yang ketiga yaitu
otot rangka pada esofagus. Terdapat inti yang berfungsi sebagai pengatur,
kemudian ada membran yang berupa lapisan sebagai pelindung sel, dan ada
sitoplasma yang berisi cairan sebagai tempat miofilamen dan miofibil berada.
Pada pembahasan kedua kita akan
membahas tentang jaringan epitel. Pertama yaitu epitel kolumner pada usus halus
terdapat inti sel yang berfungsi mengatur kegiatan sel, kemudian ada sitoplasma
yang berisi cairan sebagai pelindung ini sel, membran basalis yang berfungsi
sebagai tempat melekatnya sel dan inti sel, dan terdapat lumen yang berfungsi
sabagai tempat penyimpanan zat – zat makanan yang diperlukan oleh sel itu
sendiri. Yang kedua kita akan membahas epitel kubus pada ginjal. Terdapat inti
sel yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel, kemudian ada membran basalis
yang berfungsi sebagai pelindung bagian dalam sel, sitoplasma sebagai tempat
yang berisi cairan untuk melindungi inti sel, lumen sebagai tempat penyimpanan
zat makanan yang diperlukan sel. Ketiga adalah jaringan epitel pipih berlapis
tidak menanduk. Pada jenis epitel ini, terdapat lumen dan membran basalis.
Lumen berfungsi sebagai tempatnya zat makanan, sedangkan membran basalis
berfungsi sebagai lapisan yang melindungi bagian dalam sel.
Pembahasan yang ketiga yaitu
mengenai jaringan ikat. Pertama, ada jaringan rawan hyalin. Terdapat
kondroblast dan kondrosit. Kondroblast adalah sel yang berasal dari stem sel mesenkim
yang kemudian membentuk kondrosit. Sedangkan kondrosit yaitu tulang rawan itu sendiri.
Kedua adalah jaringan ikat padat teratur. Terdapat serabut kolagen yang
sifatnya tidak elastis, kuat, dan mudah sobek. Serabut kolagen berfungsi
mnghubungkan otot dan tulang. Kemudian ada serabut elastin yang terdiri dari
mukopolisakarida dan protein serta dikelilingi oleh glikoprotein yang disebut
fibrillin. Terdapat fibroblas, yaitu sel yang berbentuk
serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein. Yang terakhir yaitu jaringan
tulang kompak. Pada bagian ini terdapat saluran havers, yaitu suatu saluran yang
sejajar dengan sumbu tulang, Kanalikuli yaitu saluran-saluran halus dalam matriks dan
merupakan tempat uluran sitoplasma osteosit, dan osteon, yaitu bagian
tulang yang keras.
Pembahasan yang keempat yaitu
jaringan saraf otak. Pada jaringan ini terdapat inti sel, membran sel, zat
putih, dan ujung saraf. fungsi dari inti sel yaitu sebagai pengatur atau
pengkoordinasi kegiatan sel, kemudian ada membran sel yang berfungsi sebagai
lapisan yang melindungi inti sel, dan ujung saraf yang berfungsi menghantarkan
impuls atau rangsangan.
Letak
jaringan epitel:
Epitel pipih selapis
|
Epitel kubus selapis
|
Epitel kolumner
|
- Pembuluh limfa
- Alveolus
- Peritonium
- Pembuluh darah
- Glomerulus
|
- Lensa mata
- Permukaan ovarium
- Retina mata
- Saluran nefron ginjal
- Kelenjar tiroid
|
- Lambung
- Usus
- Kelenjar pencernaan
- Kantong empedu
- Uterus
|
Perbedaan jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot:
Jaringan Epitel
|
Jaringan Ikat
|
Jaringan Otot
|
-
Susunan selnya rapat
-
Melapisi permukaan dalam maupun permukaan luar tubuh
-
Matriks ekstraselulernya sedikit
|
- Letak selnya berjauhan
-
Menyokong, mendukung, dan menyekat bagian tubuh
-
Matriks ekstraselulernya banyak
|
- Selnya memanjang
- Sebagai alat gerak pada tubuh
-
Matriks ekstraselulernya cukup banyak
|
Perbedaan otot polos, otot lurik,
dan otot jantung:
Otot Polos
|
Otot Lurik
|
Otot Jantung
|
-
Inti sel terletak di tengah
-
Berinti satu
-
Melekat pada organ dalam
-
Bergerak secara tak sadar
-
Tidak mudah lelah
-
Berbentuk gelendong
|
- Inti sel terletak di tepi
- Berinti banyak
- Melekat pada rangka
- Bergerak secara sadar
- Mudah lelah
- Berbentuk silindris
|
-
Inti sel terletak di tengah
-
Berinti satu
-
Melekat pada jantung
-
Bergerak secara tak sadar
-
tidak mudah lelah
-
Bercabang
|
Sistem
saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel yang berfungsi menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson, dendrit yang berfungsi untuk menerima dan mengirim
rangsangan ke badan sel, dan akson yang berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan.

Saraf
bekerja melalui jaringan kompleks neuron yang merupakan fungsi dasar sel – sel
dari sistem saraf. Terdapat tiga macam neuron, yaitu neuron sensorik yang berfungsi
menghantarkan rangsangan dari reseptor ke sistem saraf pusat, neuron motorik
yang berfungsi mengirim rangsangan dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar, dan interneuron. Neuron sensorik akan mengirim rangsangan yang
diterima oleh alat indera ke otak atau sumsum tulang belakang. Kemudian otak
akan akan memproses dan mengolah rangsangan tersebut. Kemudian rangsangan
tersebut akan dibawa dari otak menuju neuron motorik, dan akhirnya terjadi
respon berupa gerakan.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang
kerjanya diatur oleh otak. Sistem saraf
sadar disusun oleh saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Sebagai
bukti adanya penghantaran impuls oleh saraf adalah timbulnya gerak pada anggota
tubuh. Gerakan tersebut terjadi karena proses yang disadari yang disebut juga
gerak sadar. Gerakan biasa atau gerak sadar yaitu gerak yang terjadi
melalui serangkaian alur impuls. Alur impuls tersebut dimulai dari reseptor
sebagai penerima rangsangan, lalu ke saraf sensorik sebagai penghantar impuls,
kemudian dibawa ke saraf pusat yaitu otak untuk diolah. Akhirnya muncul
tanggapan yang akan disampaikan ke saraf motorik menuju ke efektor dalam bentuk
gerak yang disadari.
Skema
terjadinya gerak sadar:
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak - sel
saraf motorik - efektor- tanggapan
2. Sistem Saraf Tidak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan
organ- organ dalam. Sistem saraf tak sadar
menyebabkan gerakan yang tidak disadari atau gerak refleks. Impuls saraf
pada gerak refleks melalui alur impuls pendek. Alur impuls dimulai dari
reseptor sebagai penerima rangsangan, kemudian dibawa oleh neuron ke sumsum
tulang belakang, tanpa diolah oleh pusat saraf. Kemudian tanggapan dikirim oleh
saraf motorik menuju ke efektor. Alur impuls pada gerak refleks disebut
lengkung refleks.
Skema
terjadinya gerak refleks :
Stimulus pada organ reseptor – sel saraf sensorik – sel penghubung pada
sumsum tulang belakang – sel saraf motorik – respon pada organ efektor.
VII.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jaringan
– jaringan penyusun pada hewan dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu jaringan
epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan epitel
terdiri atas epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, dan epitel kolumner.
Jaringan ikat terdiri dari jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan
lemak, jaringan rawan, darah, dan tulang. Jaringan otot terdiri dari otot
polos, otot lurik, dan otot jantung. Sedangan jaringan saraf terdiri dari
neuron dan neuroglia.
2. Saran
Setelah
selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang jaringan –
jaringan pada hewan baik itu macam – macamnya, fungsinya, cara kerjanya, maupun
letaknya. Untuk asisten dosen diharapkan dapat memberikan sedikit penjelasan
kepada mahasiwa tentang benda yang diamati setelah selesai melakukan
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bajpai, R.N.
1989. Histologi dasar. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Bresnick,
Stephen. 2003. Intisari Biologi.
Jakarta: Hipokrates.
Campbell, Neil.
2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Rachmawati, Fida
dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya:
Unesa University Press.
Wonodirekso,
Sugito. 2003. Penuntun Praktikum
Histologi. Jakarta: Dian Rakyat.
0 komentar:
Posting Komentar