Sabtu, 04 Juni 2016

laporan biologi dasar mikroskop






LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
“PENGGUNAAN MIKROSKOP”


DISUSUN OLEH:
NAMA                            : MUHAMMAD NAILUL ABROR
NIM                                : 150210103062
KELOMPOK                 : 2
NO. HP                           : 085645268804




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I. JUDUL
Penggunaan Mikroskop
II. TUJUAN
1.      Memperkenalkan komponen – komponen mikroskop dan cara penggunaannya
2.      Menentukan luas bidang pandang mikroskop
3.      Mempelajari cara menyiapkan bahan – bahan yang akan diamati di bawah mikroskop
III. DASAR TEORI
Perkembangan instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an. Mikroskop masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian sel(Campbell, 2008:103).
Mikroskop adalah alat bantu penglihatan yang dapat digunakan untuk mengamati objek yang ukurannya lebih kecil seperti sel,organisme bersel satu, organel sel dan lain – lain. Berdasarkan sumber pencahayaan mikroskop dibedakan menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron(Lelono, 2002:1).
Secara garis besar mikroskop terdiri dari dua bagian yaitu mekanik dan optik yang susunan masing – masing bagian masih sangat tergantung dari tipe mikroskopnya. Bagian mekanik terdiri dari : statif, tubus, revolver, sekrup, pengatur tubus kasar dan halus, sekrup pengatur kondensor, sekrup pengatur posisi gelas benda dan pengatur gelas benda. Bagian objektif terdiri dari lensa objektif, okuler, kondensor, dan cermin(Lelono, 2002:1).
 Dalam prakteknya perbesaran mikroskop diperoleh dari hasil kali perbesaran objektif dengan perbesaran okuler yang dapat dibaca pada masing – masing objektif dan okuler. Kemampuan lain yang dimiliki mikroskop adalah daya pisah. Daya pisah adalah kemampuan suatu objektif untuk memisahkan dua buah titik yang sangat berdekatan di dalam struktur pada suatu objek. Jadi makin besar kemampuan suatu objektif makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang dapat dilihat secara terpisah dengan mikroskop tersebut(Lelono, 2002:1).
VI. METODE PRAKTIKUM
            1. Alat dan bahan
               a. Alat
·         Mikroskop
·         Gelas obyek dan gelas penutup
·         Pipet tetes
   b. Bahan
·         Potongan kertas yang bertuliskan huruf “d” atau “b”
·         Air
2. Cara kerja
·         Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”
Meletakkan potongan huruf “d” dan “b” pada preparat
Menutup dengan gelas penutup
Membandingkan letak bayangan dengan letak objek yang diamati
Menulis hasil percobaan dan mengambil gambar pengamatan

Meletakkan preparat pada meja preparat
Menggeser ke kiri dan ke kanan sambil mengamati menggunakan lensa okuler
Mengamati objek dengan menggunakan lensa objektif pembesaran lemah
Menyiapkan alat dan bahan
 


·         Mengukur luas bidang pandang
Meletakkan potongan huruf “d” dan “b” pada preparat

 


Memperhatikan bahwa di bagian samping kiri dan di belakang meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu

Meletakkan preparat pada meja preparat

Mengamati letak huruf “d” atau “b” dengan lensa okuler

Menandai pada angka beberapa letak titik dengan melihat angka pada skala
Menulis hasil percobaan
Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik dengan rumus : L = πr2

Menggeser preparat kearah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian kanan

Menggeser preparat ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat

Mengamati objek dengan menggunakan lensa objektif pembesaran lemah

Menutup dengan gelas penutup

 



V. HASIL PENGAMATAN
            Setelah melakukan pengamatan, gambar yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.     
b

Pada huruf “b”

           


                        ( objek)                                                (bayangan)
·         Ketika di mikroskop akan berubah menjadi “q”
·         Jika preparat digeser ke kanan, maka bayangan yang dihasilkan di mikroskop terlihat bergeser ke kiri
·         Jika di geser ke kiri, maka bayangan yang dihasilkan di mikroskop bergeser ke kanan
·         Jika digeser ke belakang, maka bayangan yang dihasilkan di dalam mikroskop  bergeser ke depan.
·         Dan saat obyek digeser  ke depan, maka bayangan yang dihasilkan di dalam mikroskop bergeser belakang.

2.      Pada huruf “d”
d
           





                        (objek)                                                 (bayangan)
·         Ketika di mikroskop akan berubah menjadi “p”
·         Jika preparat digeser ke kanan, maka bayangan yang dihasilkan di mikroskop terlihat bergeser ke kiri
·         Jika di geser ke kiri, maka bayangan yang dihasilkan di mikroskop bergeser ke kanan
·         Jika digeser ke belakang, maka bayangan yang dihasilkan di dalam mikroskop  bergeser ke depan.
·         Dan saat obyek digeser  ke depan, maka bayangan yang dihasilkan di dalam mikroskop bergeser belakang.
Menghitung luas bidang pandang:
      Untuk menghitung luas bidang, maka digunakan rumus  L = πr2
Skala yang di peroleh yaitu:         

                              q skala: 112
  q       skala: 106
jadi diamemernya yaitu 112 – 106 = 6 mm2
                                luas bidang pandangnya yaitu:
                        L = πr2
                                L = 3,14 x (32)
                        L = 3,14 x 9
                        L = 28,26 mm2


VI. PEMBAHASAN
Mikroskop adalah sebuah alat yang digunakan untuk menghasilkan pada retina mata sebuah bayangan yang diperbesar dari sebuah objek yang sangat kecil. Peralatan mikroskop juga menggunakan lensa cembung untuk mendapatkan bayangan yang diperbesar, tegak, dan maya dari sebuah obyek kecil yang ditempatkan pada fokus.
            Macam – macam mikroskop berdasarkan sumber cahayanya:
1.      Mikroskop kontras
Mikroskop ini dapat digunakan untuk melihat sel – sel berukuran kecil tanpa diberi pewarnaan. Pada mikroskop kontras. Sumber iluminasi berupa seberkas sinar yang datang melalui suatu cincin di dalam lensa kondensor. Pada lensa objektif dipasang suatu cincin fase yang akan mengubah fase sinar yang melaluinya sebanyak seperempat dari panjang gelombangnya. Sinar yang telah melewati objek dan tidak dibelokkan akan menembus cincin fase dan terlihat oleh mata sebagai sinar putih yang normal. Pada kebanyakan mikroskop kontras, bayangan terlihat gelap dengan latar belakang terang.
2.      Mikroskop medan gelap
Mikroskop medan gelap adalah suatu mikroskop di mana sistem kondensernya telah diubah sedemikian rupa supaya sinar yang datang dapat mencapai objek dari arah samping, sehingga sinar yang dibelokkan secara refleksi dan reflaksi oleh objek yang akan terlihat. Penggunaan mikroskop medan gelap memungkinkan untuk melihat partikel atau sel yang ukurannya di luar resolusi mikroskop sederhana.
3.      Mikroskop ultraviolet
Mikroskop ultraviolet dapat menghasilkan resolusi dan pembesaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop biasa. Hal ini disebabkan sinar UV mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek, yaitu 180 – 400 nm, sehingga akan menghasilkan resolusi sekitar dua kali lebih tinggi daripada  mikroskop biasa.
4.      Mikroskop flouresen
Mikroskop flouresen dapat melihat suatu objek yang bersifat flouresen yang disebabkan adanya senyawa flouresen alami, atau objek tersebut telah diberi perlakuan dengan zat warna flouresen. Pada mikroskop ini sinar yang dikeluarkan oleh objek dilewatkan melalui suatu penyaring yang ditempatkan di antara lensa objektif dan lensa okuler, sehingga hanya sinar flouresen yang akan terlihat.
5.      Mikroskop elektron
Mikroskop elektron berbeda dengan mikroskop biasa, karena digunakan elektron sebagai pengganti sinar, sedangkan sebagai lensa digunakan elektromagnet. Seluruh sistem dalam mikroskop elektron beroperasi dalam keadaan vakum tinggi. Objek dapat terlihat mencapai ukuran 0.001 mikron atau 1 mm.
            Komponen – komponen dalam mikroskop:
1.      Lensa okuler
Tempat melihat bayangan sajian yang lebih tajam. Pada mikroskop lama ada dua ukuran dengan kekuatan pembesaran 5 dan 10 kali. Sedangkan pada mikroskop jenis baru hanya ada satu ukuran lensa okuler.
2.      Tabung
Dilekatkan pada penegak. Di dalamnya terdapat susunan lensa – lensa pembentuk bayangan.
3.      Penegak (pegangan)
Bersama alas mikroskop membentuk kerangka mikroskop.
4.      Penyangga (Dasar mikroskop)
Disebut juga alas mikroskop, terbuat dari logam yang cukup berat agar kokoh menyangga seluruh alat diatasnya.
5.       Cermin atau lampu sumber cahaya
Salah satu atau pada mikroskop tertentu terdapat keduanya sehingga dapat bekerja dengan atau tanpa listrik.
6.      Diafragma
Merupakan pengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan diteruskan ke lensa.
7.      Meja saji (meja preparat)
Berupa meja datar terbuat dari logam dengan lubang di tengahnya tempat cahaya lewat untuk menembus sajian.
8.      Dudukan lensa objektif (Revolver)
Bagian yang bias diputar dengan dengan mudah dan berfungsi sebagai pengatur lensa dengan perbesaran yang di ingkinkan.
9.      Lensa Objektif
Bagian mikroskop berupa lensa pembesar yang dekat dengan objek. Kekuatan pembesaran yaitu 5, 10, 45 dan 100 kali.
10.  Sekrup Pengarah Kasar (pemfokus kasar)
Berupa tombol putar sebagai sarana penajam bayangan dengan cara menaik-turunkan lensa objektif atau meja saji secara kasar.
11.  Sekrup Pengarah halus (pemfokus halus)
Untuk mengatur perbesaran secara halus.
12.  Lensa Kondensor
Merupakan lensa pengarah dan pengatur cahaya yang berada dibawah meja saji.
13.  Penjepi Preparat
Merupakan penjepit kaca saji dan menggerakkan kaca saji untuk mendapatkan gambar yang diinginkan.
14.  Preparat
Letak objek yang akan diamati. Bentuknya seperti lembaran bening dengan spesimen didalamnya.

Cara menggunakan mikroskop
Agar diperoleh daya pisah yang maksimal, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Letakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai  maksimal.
2.      Atur posisi cermin datar/cekung sedimikian rupa sehingga kaca kondensor menjadi terang.
3.      Naikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor.
4.      Tempatkan preparat di meja mikroskop.
5.      Turunkan tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh gelas penutup.
6.      Melalui lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara mengatur pengaturan kasar dan pengatur halus.
Catatan  :
Pada saat menggunakan mikroskop,gunakan lensa okuler dan obyektif perbesaran lemah terlebih dulu. Aturlah celah diafragma sehingga diperoleh pencahayaan yang cukup.

Pada hasil pengamatan huruf “d” akan berubah menjadi huruf “p” jika diamati pada mikroskop. Hal ini disebabkan karena sifat lensa cembung yang berada pada lensa okuler dan lensa objektif. Sehingga huruf “b” akan terbalik 180 derajat menjadi huruf “q”. Lensa objektif dalam mikroskoskop membentuk bayangan nyata dan oleh lensa okuler bayangan ini berlaku sebagai benda nyata. selanjutnya pembiasan pada lensa okuler membentuk bayangan maya. bayangan ini haruslah terletak anatara jarak titik dekat dan titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Sehingga bayangan yang dibentuk oleh mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar. Perbesaran yang dihasilkan mikroskop gabungan perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif dan lensa okuler.
Pengamatan yang kedua adalah mengukur luas bidang pandang mikroskop. Pertama, kita atur dulu letak huruf bayangan ke arah kanan sampai hanya terlihat satu titik saja di bawah mikroskop sebagai batas akhir huruf terlihat. Kemudian ukur di skala yang ada pada mikroskop. Lalu geser gelas obyek ke kiri hingga hanya terlihat satu titik terlihat sebagai batas akhir huruf terlihat. Kemudian ukur di skala mikroskop. Setelah itu hitung selisihnya yang menyatakan diameternya. Hitung jari-jarinya, kemudian masukkan ke dalam rumus L = πr2 untuk mencari luas bidang pandangnya.
Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa perubahan yang di dapat antara benda dengan bayangan dalam mikroskop dikarenakan adanya dua sifat lensa okuler dan lensa obyektif. Lensa obyektif merupakan lensa positif yang digunakan langsung berhubungan dengan obyek yang diamatai. Obyek atau benda yang diamati ditempatkan di ruang kedua. Bayangan lensa obyektif ini disebut bayangan 1 yang memiliki sifat  nyata, tegak diperbesar. Lensa okuler merupakan lensa positif yang digunakan untuk mengamati obyek berupa bayangan 1 (bayangan dari lensa obyektif).  Lensa okuler berfungsi seperti lup, sehingga banyangan yang dibentuk maya, tegak diperbesar. Bayangan ini disebut bayangan akhir.




VII. PENUTUP
1.      Kesimpulan
·         Mikroskop merupakan suatu alat yang banyak digunakan terutama untuk penelitian berbagai organisme yang tidak dapat diteliti dengan mata telanjang. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam mikroskop itu sendiri antara lain terdiri dari lensa obyektif, lensa okuler,  revolver, meja mikroskop, celah diafragma, lensa kondensor, cermin, pemutar kasar dan halus, tabung mikroskop, dan kaki mikroskop.
·          Kita dapat menentukan luas bidang pandang yaitu dengan menggunakan rumus  L = πr2 Dengan “L” sebagai “luas bidang pandang” dan “r” adalah “jari-jari”. Rumus ini mirip dengan rumus untuk mencari luas lingkaran. Hal ini dikarenakan bidang pandang pada mikroskop berbentuk lingkaran.
·         Bahan harus kecil dan tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Letakkan bahan secara hati – hati di preparat, kemudian tutup secara berlahan.
2.      Saran
Diharapkan setelah melakukan praktikum ini, kita dapat lebih memahami tentang penggunaan laboratorium, khususnya penggunaan mikroskop. Selain itu kita juga dapat memahami prosedur praktikum dan cara-cara dalam menggunakan mikroskop. Sehingga kita dapat lebih maksimal untuk menghadapi praktikum-praktikum selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Lelono, Asmoro. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: FMIPA Universitas Jember
Subekti, Agus. 2003. Fisika Biologi dan Kesehatan. Jember: FMIPA Universitas Jember
Wonodirekso, Sugito. 2003. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat

0 komentar:

Posting Komentar