LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR
“PENGGUNAAN
MIKROSKOP”
DISUSUN
OLEH:
NAMA : MUHAMMAD NAILUL ABROR
NIM : 150210103062
KELOMPOK : 2
NO.
HP : 085645268804
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
JEMBER
2015
I.
JUDUL
Penggunaan
Mikroskop
II.
TUJUAN
1. Memperkenalkan
komponen – komponen mikroskop dan cara penggunaannya
2. Menentukan
luas bidang pandang mikroskop
3. Mempelajari
cara menyiapkan bahan – bahan yang akan diamati di bawah mikroskop
III.
DASAR TEORI
Perkembangan instrumen
yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains.
Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi maju berkat penciptaan
mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun
1600-an. Mikroskop masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penelitian
sel(Campbell, 2008:103).
Mikroskop adalah alat bantu penglihatan yang
dapat digunakan untuk mengamati objek yang ukurannya lebih kecil seperti
sel,organisme bersel satu, organel sel dan lain – lain. Berdasarkan sumber
pencahayaan mikroskop dibedakan menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron(Lelono, 2002:1).
Secara garis besar mikroskop terdiri dari dua
bagian yaitu mekanik dan optik yang susunan masing – masing bagian masih sangat
tergantung dari tipe mikroskopnya. Bagian mekanik terdiri dari : statif, tubus,
revolver, sekrup, pengatur tubus kasar dan halus, sekrup pengatur kondensor,
sekrup pengatur posisi gelas benda dan pengatur gelas benda. Bagian objektif
terdiri dari lensa objektif, okuler, kondensor, dan cermin(Lelono, 2002:1).
Dalam
prakteknya perbesaran mikroskop diperoleh dari hasil kali perbesaran objektif
dengan perbesaran okuler yang dapat dibaca pada masing – masing objektif dan
okuler. Kemampuan lain yang dimiliki mikroskop adalah daya pisah. Daya pisah
adalah kemampuan suatu objektif untuk memisahkan dua buah titik yang sangat
berdekatan di dalam struktur pada suatu objek. Jadi makin besar kemampuan suatu
objektif makin kecil jarak dua buah titik yang berdekatan yang dapat dilihat
secara terpisah dengan mikroskop tersebut(Lelono, 2002:1).
VI.
METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan bahan
a. Alat
·
Mikroskop
·
Gelas obyek dan gelas penutup
·
Pipet tetes
b. Bahan
·
Potongan kertas yang bertuliskan huruf
“d” atau “b”
·
Air
2.
Cara kerja
·
Pengamatan
potongan huruf “d” atau “b”
Meletakkan
potongan huruf “d” dan “b” pada preparat
|
Menutup
dengan gelas penutup
|
Membandingkan
letak bayangan dengan letak objek yang diamati
|
Menulis
hasil percobaan dan mengambil gambar pengamatan
|
Meletakkan
preparat pada meja preparat
|
Menggeser
ke kiri dan ke kanan sambil mengamati menggunakan lensa okuler
|
Mengamati
objek dengan menggunakan lensa objektif pembesaran lemah
|
Menyiapkan
alat dan bahan
|
·
Mengukur luas
bidang pandang
Meletakkan
potongan huruf “d” dan “b” pada preparat
|
Memperhatikan bahwa di bagian samping kiri
dan di belakang meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu
|
Meletakkan
preparat pada meja preparat
|
Mengamati
letak huruf “d” atau “b” dengan lensa okuler
|
Menandai
pada angka beberapa letak titik dengan melihat angka pada skala
|
Menulis
hasil percobaan
|
Menghitung
luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara kedua titik dengan
rumus : L = πr2
|
Menggeser
preparat kearah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh bagian kanan
|
Menggeser
preparat ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat
|
Mengamati
objek dengan menggunakan lensa objektif pembesaran lemah
|
Menutup
dengan gelas penutup
|
V.
HASIL PENGAMATAN
Setelah melakukan pengamatan, gambar
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.
b
|
(
objek) (bayangan)
·
Ketika di mikroskop akan berubah menjadi
“q”
·
Jika preparat digeser ke kanan, maka
bayangan yang dihasilkan di mikroskop terlihat bergeser ke kiri
·
Jika di geser ke kiri, maka bayangan
yang dihasilkan di mikroskop bergeser ke kanan
·
Jika digeser ke belakang, maka bayangan
yang dihasilkan di dalam mikroskop
bergeser ke depan.
·
Dan saat obyek digeser ke depan, maka bayangan yang dihasilkan di
dalam mikroskop bergeser belakang.
2.
Pada
huruf “d”
d
|
(objek) (bayangan)
·
Ketika di mikroskop akan berubah menjadi
“p”
·
Jika preparat digeser ke kanan, maka
bayangan yang dihasilkan di mikroskop terlihat bergeser ke kiri
·
Jika di geser ke kiri, maka bayangan
yang dihasilkan di mikroskop bergeser ke kanan
·
Jika digeser ke belakang, maka bayangan
yang dihasilkan di dalam mikroskop
bergeser ke depan.
·
Dan saat obyek digeser ke depan, maka bayangan yang dihasilkan di
dalam mikroskop bergeser belakang.
Menghitung
luas bidang pandang:
Untuk
menghitung luas bidang, maka digunakan rumus
L = πr2
Skala yang di peroleh
yaitu:
q skala:
112
q skala:
106
jadi diamemernya yaitu 112 – 106 = 6 mm2
luas
bidang pandangnya yaitu:
L = πr2
L = 3,14 x (32)
L
= 3,14 x 9
L
= 28,26 mm2
VI.
PEMBAHASAN
Mikroskop adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menghasilkan pada retina mata sebuah bayangan yang diperbesar
dari sebuah objek yang sangat kecil. Peralatan mikroskop juga menggunakan lensa
cembung untuk mendapatkan bayangan yang diperbesar, tegak, dan maya dari sebuah
obyek kecil yang ditempatkan pada fokus.
Macam – macam mikroskop berdasarkan
sumber cahayanya:
1. Mikroskop
kontras
Mikroskop ini dapat digunakan untuk
melihat sel – sel berukuran kecil tanpa diberi pewarnaan. Pada mikroskop
kontras. Sumber iluminasi berupa seberkas sinar yang datang melalui suatu
cincin di dalam lensa kondensor. Pada lensa objektif dipasang suatu cincin fase
yang akan mengubah fase sinar yang melaluinya sebanyak seperempat dari panjang
gelombangnya. Sinar yang telah melewati objek dan tidak dibelokkan akan
menembus cincin fase dan terlihat oleh mata sebagai sinar putih yang normal.
Pada kebanyakan mikroskop kontras, bayangan terlihat gelap dengan latar
belakang terang.
2. Mikroskop
medan gelap
Mikroskop medan gelap adalah suatu
mikroskop di mana sistem kondensernya telah diubah sedemikian rupa supaya sinar
yang datang dapat mencapai objek dari arah samping, sehingga sinar yang
dibelokkan secara refleksi dan reflaksi oleh objek yang akan terlihat. Penggunaan
mikroskop medan gelap memungkinkan untuk melihat partikel atau sel yang
ukurannya di luar resolusi mikroskop sederhana.
3. Mikroskop
ultraviolet
Mikroskop ultraviolet dapat menghasilkan
resolusi dan pembesaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop biasa.
Hal ini disebabkan sinar UV mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek,
yaitu 180 – 400 nm, sehingga akan menghasilkan resolusi sekitar dua kali lebih
tinggi daripada mikroskop biasa.
4. Mikroskop
flouresen
Mikroskop flouresen dapat melihat suatu
objek yang bersifat flouresen yang disebabkan adanya senyawa flouresen alami,
atau objek tersebut telah diberi perlakuan dengan zat warna flouresen. Pada
mikroskop ini sinar yang dikeluarkan oleh objek dilewatkan melalui suatu
penyaring yang ditempatkan di antara lensa objektif dan lensa okuler, sehingga hanya
sinar flouresen yang akan terlihat.
5. Mikroskop
elektron
Mikroskop elektron berbeda dengan
mikroskop biasa, karena digunakan elektron sebagai pengganti sinar, sedangkan
sebagai lensa digunakan elektromagnet. Seluruh sistem dalam mikroskop elektron
beroperasi dalam keadaan vakum tinggi. Objek dapat terlihat mencapai ukuran
0.001 mikron atau 1 mm.
Komponen – komponen dalam mikroskop:
1.
Lensa okuler
Tempat melihat bayangan sajian yang lebih tajam. Pada mikroskop
lama ada dua ukuran dengan kekuatan pembesaran 5 dan 10 kali. Sedangkan pada
mikroskop jenis baru hanya ada satu ukuran lensa okuler.
2. Tabung
Dilekatkan pada penegak. Di dalamnya terdapat susunan lensa – lensa
pembentuk bayangan.
3. Penegak
(pegangan)
Bersama alas mikroskop membentuk kerangka mikroskop.
4. Penyangga
(Dasar mikroskop)
Disebut juga alas mikroskop, terbuat dari logam yang cukup berat
agar kokoh menyangga seluruh alat diatasnya.
5. Cermin atau lampu sumber cahaya
Salah satu atau pada mikroskop tertentu terdapat keduanya sehingga
dapat bekerja dengan atau tanpa listrik.
6. Diafragma
Merupakan pengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan diteruskan ke
lensa.
7.
Meja saji (meja preparat)
Berupa meja datar terbuat dari logam dengan lubang di tengahnya
tempat cahaya lewat untuk menembus sajian.
8. Dudukan
lensa objektif (Revolver)
Bagian yang bias diputar dengan dengan mudah dan berfungsi sebagai
pengatur lensa dengan perbesaran yang di ingkinkan.
9. Lensa
Objektif
Bagian mikroskop berupa lensa pembesar yang dekat dengan objek.
Kekuatan pembesaran yaitu 5, 10, 45 dan 100 kali.
10. Sekrup
Pengarah Kasar (pemfokus kasar)
Berupa tombol putar sebagai sarana penajam bayangan dengan cara
menaik-turunkan lensa objektif atau meja saji secara kasar.
11. Sekrup
Pengarah halus (pemfokus halus)
Untuk mengatur perbesaran secara halus.
12. Lensa
Kondensor
Merupakan lensa pengarah dan pengatur cahaya yang berada dibawah
meja saji.
13. Penjepi
Preparat
Merupakan penjepit kaca saji dan menggerakkan kaca saji untuk mendapatkan
gambar yang diinginkan.
14. Preparat
Letak objek yang akan diamati. Bentuknya seperti lembaran bening
dengan spesimen didalamnya.
Cara menggunakan mikroskop
Agar diperoleh daya pisah yang maksimal, dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Letakkan
mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai maksimal.
2. Atur
posisi cermin datar/cekung sedimikian rupa sehingga kaca kondensor menjadi
terang.
3. Naikkan
kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor.
4. Tempatkan
preparat di meja mikroskop.
5. Turunkan
tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh gelas penutup.
6. Melalui
lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara mengatur pengaturan
kasar dan pengatur halus.
Catatan :
Pada saat menggunakan mikroskop,gunakan lensa okuler dan obyektif
perbesaran lemah terlebih dulu. Aturlah celah diafragma sehingga diperoleh
pencahayaan yang cukup.
Pada hasil pengamatan huruf “d” akan
berubah menjadi huruf “p” jika diamati pada mikroskop. Hal ini disebabkan
karena sifat lensa cembung yang berada pada lensa okuler dan lensa objektif.
Sehingga huruf “b” akan terbalik 180 derajat menjadi huruf “q”. Lensa objektif
dalam mikroskoskop membentuk bayangan nyata dan oleh lensa okuler bayangan ini
berlaku sebagai benda nyata. selanjutnya pembiasan pada lensa okuler membentuk
bayangan maya. bayangan ini haruslah terletak anatara jarak titik dekat dan
titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas. Sehingga bayangan yang
dibentuk oleh mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar. Perbesaran yang
dihasilkan mikroskop gabungan perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif
dan lensa okuler.
Pengamatan yang kedua
adalah mengukur luas bidang pandang mikroskop. Pertama, kita atur dulu letak
huruf bayangan ke arah kanan sampai hanya terlihat satu titik saja di bawah
mikroskop sebagai batas akhir huruf terlihat. Kemudian ukur di skala yang ada
pada mikroskop. Lalu geser gelas obyek ke kiri hingga hanya terlihat satu titik
terlihat sebagai batas akhir huruf terlihat. Kemudian ukur di skala mikroskop.
Setelah itu hitung selisihnya yang menyatakan diameternya. Hitung jari-jarinya,
kemudian masukkan ke dalam rumus L = πr2 untuk mencari luas bidang
pandangnya.
Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwa perubahan
yang di dapat antara benda dengan bayangan dalam mikroskop dikarenakan adanya
dua sifat lensa okuler dan lensa obyektif. Lensa obyektif merupakan lensa
positif yang digunakan langsung berhubungan dengan obyek yang diamatai. Obyek
atau benda yang diamati ditempatkan di ruang kedua. Bayangan lensa obyektif ini
disebut bayangan 1 yang memiliki sifat nyata, tegak diperbesar. Lensa
okuler merupakan lensa positif yang digunakan untuk mengamati obyek berupa
bayangan 1 (bayangan dari lensa obyektif). Lensa okuler berfungsi seperti
lup, sehingga banyangan yang dibentuk maya, tegak diperbesar. Bayangan ini
disebut bayangan akhir.
VII.
PENUTUP
1. Kesimpulan
·
Mikroskop merupakan suatu alat yang
banyak digunakan terutama untuk penelitian berbagai organisme yang tidak dapat
diteliti dengan mata telanjang. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam
mikroskop itu sendiri antara lain terdiri dari lensa obyektif, lensa okuler, revolver, meja mikroskop, celah diafragma,
lensa kondensor, cermin, pemutar kasar dan halus, tabung mikroskop, dan kaki
mikroskop.
·
Kita dapat menentukan luas bidang
pandang yaitu dengan menggunakan rumus L = πr2 Dengan “L”
sebagai “luas bidang pandang” dan “r” adalah “jari-jari”. Rumus ini mirip
dengan rumus untuk mencari luas lingkaran. Hal ini dikarenakan bidang pandang
pada mikroskop berbentuk lingkaran.
·
Bahan harus kecil dan tipis sehingga
dapat ditembus cahaya. Letakkan bahan secara hati – hati di preparat, kemudian
tutup secara berlahan.
2. Saran
Diharapkan
setelah melakukan praktikum ini, kita dapat lebih memahami tentang penggunaan laboratorium,
khususnya penggunaan mikroskop. Selain itu kita juga dapat memahami prosedur
praktikum dan cara-cara dalam menggunakan mikroskop. Sehingga kita dapat lebih
maksimal untuk menghadapi praktikum-praktikum selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Lelono, Asmoro. 2002. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: FMIPA Universitas Jember
Subekti, Agus. 2003. Fisika Biologi dan Kesehatan. Jember: FMIPA Universitas Jember
Wonodirekso, Sugito. 2003. Penuntun Praktikum Histologi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat
0 komentar:
Posting Komentar